Sejarah Bandung – Kolam renang Cihampelas berdiri sekitar tahun 1904. Pemandian umum ini merupakan persembahan dari Vereeniging tot Nut van Bandoeng en Omstreken. Adanya mata air yang jernih menjadi petimbangan mengapa kolam renang ini berlokasi di Cihampelas. #CIHAMPELAS #BANDUNG #SEJARAHBANDUNG
1893, Bandung diguncang teror serangan bom yang berkaitan dengan politik saat itu. Bom hampir menghancurkan tribun pacuan kuda Tegalega dan Jembatan Cikapundung.
Di jalan Braga, terdapat satu toko mobil yang terkenal bernama Fuchs en Rens. Toko ini memiliki bengkel dan lintasan untuk test mobil di bagian belakang, bagian yang kini menjadi mall besar. Bangunan toko di depan masih utuh.
Kolam renang Cihampelas Bandung yang awalnya menjadi tempat wisata, berubah menjadi kolam prestasi. Beberapa atlit yang berlatih di sana kemudian membela Belanda di Olimpiade 1936. Di video https://youtu.be/xjfsdzyAwsU, dijelaskan fakta baru bahwa pendiri kolam renang Cihampelas adalah perkumpulan Vereeniging tot Nut van Bandoeng en Omstreken. #Sejarah #Bandung #HindiaBelanda #Cihampelas
Dalam sejarah Kota Bandung, kabar tentang hilal menandakan waktu Idul Fitri pernah datang terlambat. Pasalnya, Bandung sedang diselimuti mendung sehingga hilal tidak bisa terlihat dengan jelas. Kepastian datangnya lebaran tiba malam hari, membuat kepanikan massa yang berbelanja untuk kebutuhan hari raya.
Dalam sejarah, salah satu tempat favorit bagi warga bandung untuk ngabuburit adalah Stasiun Bandung. Mereka berkumpul di peron dan lansiran sehingga mengganggu para petugas di sana. Belum lagi, beberapa anak sempat terbawa gerbong ke kota lain. Ritual ini bubar, setelah kereta api dari Jogjakarta tiba. Kereta ini tiba di stasiun menjelang adzan magrib.
Sejarah Radio Malabar, Bagian 4 – Sebuah monumen untuk merayakan keberadaan Stasiun Malabar didirikan di Bandung. Monumen ini diresmikan pada tahun 1930. Selain untuk merayakan hubungan telepon antara Hindia Belanda dan Belanda, monumen ini juga dipersembahkan untuk perintis radio di Hindia Belanda, De Groot yang meninggal tahun 1927 di Laut Merah.
Charlie Chaplin kembali mengunjugi Hindia Belanda pada tahun 1936. Kembali, Chaplin mengunjungi Priangan dan Garut bersama sang istri, Paulette Goddard. Di kunjungan kali ini, Charlie mengunjungi Kamojang. Saking terpesonannya dengan Kamojang, bintang film terkenal ini berjanji untuk kembali.
Melewati Jalan Raya Pos buatan Daendels, seorang pelancong yang juga penulis asal Inggris menceritakan pengalamannya selama melakukan perjalanan. Penulis dengan yang dikenal dengan nama Bengal Civilian ini menceritakan satu bagian di Jalan Raya Pos, yang menurutnya berbahaya. Seperti apa?